Langsung ke konten utama

Uang Saku Anak Waktu Lebaran


*Fenomena Hari Raya.*
Sudah Lumrah Didaerah kita Tradisi Nyangoni bagi anak2 Kecil yang mertamu di rumah Kita pada Saat Hari Raya. Bahkan Uang Saku Mereka Kadang Bisa Mencapai Ratusan Ribu Hingga Jutaan Rupian.  Dan Di sisi Lain Uang Orang Tuanya Malah Habis Untuk Nyangoni Anak2 Tetangga Dan Saudara. Sehingga Kadang Uang Anak Tersebut Di gunakan Belanja Oleh Ibuknya atau dibuat Beli Bensin Oleh Ayahnya. Dengan Dasar anak Masih Kecil(belum Baligh)  Belum ngerti uang Toh Semua kebutuhannya masih ditanggung Orang Tua.

*Pertanyaan :*
1. Hak siapakah Uang Saku Yang Diberikan pada Waktu Mertamu Hari Raya. Ke anak2 Kecil bahkan Ada yang Masih berumur 1 tahun ?

2. Bagaimana Tindakan Sebagian Orang tua Seperti Diatas( dienggo disek wes)?

*Jawaban :*
1. Secara Umum Uang Saku Pada Hari Raya Memang Ditujukan Kepada Si Anak Sehingga Menjadi Hak Anak Tersebut. Namun Jika ada Qorinah atau Semacam Indikasi Kalau Uang Saku Ini Tidak Dikhususkan Kepada Si Anak. Maka Uang Saku ini Bisa Menjadi Milik Keluarga Tersebut.

Ibarat :
*ﻛﻔﺎﻳﺔ ﺍﻷﺧﻴﺎﺭ ﺟﺰﺀ 1 ﺻﺤﻴﻔﺔ 324 ﻣﺎ ﻧﺼﻪ :*
(ﻓﺮﻉ ) ﻟﻮ ﺧﺘﻦ ﺷﺨﺺ ﻭﻟﺪﻩ ﻭﻋﻤﻞﻭﻟﻴﻤﺔ ﻓﺤﻤﻠﺖ ﺇﻟﻴﻪ ﺍﻟﻬﺪﺍﻳﺎ ﻭﻟﻢ ﻳﺴﻢﺃﺻﺤﺎﺑﻬﺎ ﺍﻷﺏ ﻭﻻ ﺍﻹﺑﻦ ﻓﻬﻞ ﻫﻲ ﻟﻸﺏﺃﻭ ﻟﻺﺑﻦ ؟ ﻭﺟﻬﺎﻥ ﺻﺤﺢ ﺍﻟﻨﻮﻭﻱ ﺃﻧﻬﺎﻟﻸﺏ ﻭﺃﺟﺎﺏ ﺍﻟﻘﺎﺿﻲ ﺣﺴﻴﻦ ﺃﻧﻬﺎ ﻟﻺﺑﻦﻭﻳﻘﺒﻞ ﺍﻷﺏ ، ﻗﻠﺖ ": ﻳﻨﺒﻐﻲ ﺃﻣﺮ ﺛﺎﻟﺚﻭﻫﻮ ﺃﻧﻪ ﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻤﻬﺪﻱ ﻣﻤﺎ ﻳﺼﻠﺢﻟﻠﺼﺒﻲ ﺩﻭﻥ ﺃﺑﻴﻪ ﻛﺸﻲﺀ ﻣﻦ ﻣﻠﺒﻮﺱﺍﻟﺼﻐﺎﺭ ﻓﻬﻮ ﻟﻠﺼﺒﻲ ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻻ ﻳﺼﻠﺢ ﻟﻠﺼﻐﻴﺮ ﻓﻬﻮ ﻟﻸﺏ ﻭﺇﻥ ﺍﺣﺘﻤﻠﻬﻤﺎ ﻓﻬﻮﻣﻮﺿﻊ ﺍﻟﺘﺮﺩﺩ ﻟﻌﺪﻡ ﺍﻟﻘﺮﻳﻨﺔ ﺍﻟﻤﺮﺟﺤﺔﻭﺍﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠﻢ

*حاشية الجمل 14/55*
ﻭﻟﻮ ﺃﺧﺬ ﻣﺎﻝ ﻏﻴﺮﻩ بالحياء ﻛﺎﻥ ﻟﻪ ﺣﻜﻢ اﻟﻐﺼﺐ ﻓﻘﺪ ﻗﺎﻝ اﻟﻐﺰاﻟﻲ ﻣﻦ ﻃﻠﺐ ﻣﻦ ﻏﻴﺮﻩ ﻣﺎﻻ ﻓﻲ اﻟﻤﻸ ﻓﺪﻓﻌﻪ ﺇﻟﻴﻪ ﻟﺒﺎﻋﺚ الحياء ﻓﻘﻂ ﻟﻢ ﻳﻤﻠﻜﻪ، ﻭﻻ ﻳﺤﻞ ﻟﻪ اﻟﺘﺼﺮﻑ ﻓﻴﻪ اﻩـ. ﺷﺮﺡ ﻣ ﺭ ﻭﻛﺘﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﻋ ﺷ. ﻗﻮﻟﻪ ﻛﺎﻥ ﻟﻪ ﺣﻜﻢ اﻟﻐﺼﺐ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﺤﺼﻞ ﻃﻠﺐ ﻣﻦ اﻵﺧﺬ ﻓﺎﻟﻤﺪاﺭ ﻋﻠﻰ ﻣﺠﺮﺩ اﻟﻌﻠﻢ ﺑﺄﻥ ﺻﺎﺣﺐ اﻟﻤﺎﻝ ﺩﻓﻌﻪ ﺣﻴﺎء ﻻ ﻣﺮﻭءﺓ ﻭﻻ ﻟﺮﻏﺒﺔ ﻓﻲ ﺧﻴﺮ، ﻭﻣﻨﻪ ﻣﺎ ﻟﻮ ﺟﻠﺲ ﻋﻨﺪ ﻗﻮﻡ ﻳﺄﻛﻠﻮﻥ ﻣﺜﻼ ﻭﺳﺄﻟﻮﻩ ﻓﻲ ﺃﻥ ﻳﺄﻛﻞ ﻣﻌﻬﻢ، ﻭﻋﻠﻢ ﺃﻥ ﺫﻟﻚ ﺑﻤﺠﺮﺩ ﺣﻴﺎﺋﻬﻢ ﻣﻦ ﺟﻠﻮﺳﻪ ﻋﻨﺪﻫﻢ. اﻩـ. ﻭﻓﻲ اﻹﺣﻴﺎء ﻣﺘﻰ ﺃﺧﺬ ﻣﻦ ﺟﻮﺯﻧﺎ ﻟﻪ اﻟﻤﺴﺄﻟﺔ ﻋﺎﻟﻤﺎ ﺑﺄﻥ ﺑﺎﻋﺚ اﻟﻤﻌﻄﻲ اﻟﺤﻴﺎء ﻣﻨﻪ ﺃﻭ ﻣﻦ اﻟﺤﺎﺿﺮﻳﻦ ﻭﻟﻮﻻﻩ ﻟﻤﺎ ﺃﻋﻄﺎﻩ ﻓﻬﻮ ﺣﺮاﻡ ﺇﺟﻤﺎﻋﺎ ﻭﻳﻠﺰﻣﻪ ﺭﺩﻩ اﻩـ.

2. Sesuai dengan Jawaban Poin pertama, diperinci :

a. Diperbolehkan jika memang uang saku yang diterima anak tersebut ada indikasi kuat kalau tujuannya tidak dikhususkan untuk si anak.

b. Apabila tujuan Pemberi memang khusus untuk anak maka, orang tua memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan melindungi uang tersebut. Secara umum, orang tua hanya boleh menggunakan uang tersebut untuk kepentingan kemaslahatan anaknya. Orang tua tidak boleh menggunakan uang tersebut untuk kepentingan dirinya. Pihak orang tua tidak boleh menggunakan uang tersebut pada transaksi atau akad yang murni merugikan anaknya. Kecuali mengikuti Pendapat ulama Madzhab Hanbali yang mengatakan Orang tua boleh menggunakan uangn anaknya untuk kebutuhan keluarga.

*فقه الاسلام وادلته 7/749*
إذا كان للقاصر مال، كان للأب الولاية على ماله حفظاً واستثماراً باتفاق المذاهب الأربعة

*فقه الاسلام وادلته 7/752*
تصرف الولي في مال القاصر مقيد بالمصلحة للمولى عليه، فلا يجوز له مباشرة التصرفات الضارة ضرراً محضاً كهبة شيء من مال المولى عليه أو التصدق به أو البيع والشراء بغبن فاحش، ويكون تصرفه باطلاً. وله مباشرة التصرفات النافعة نفعاً محضاً كقبول الهبة والصدقة والوصية، وكذا التصرفات المترددة بين الضرر والنفع كالبيع والشراء والإجارة والاستئجار والشركة والقسمة

*حاشية إعانة الطالبين للسيد أبي بكر بن السيد محمد شطا الدمياطي، ج: 3 ص: 73-74 ما نصه:*
(فرع) ليس لولي أخذ شيئ من مال موليه إن كان غنيا مطلقا، فإن كان فقيرا وانقطع بسببه عن كسبه أخذ قدر نفقته، وإذا أيسر لم يلزمه بدل ما أخذه، قال الأسنوي: هذا في وصي وأمين، أما أب أو جد فيأخذ قدر كفايته اتفاقا سواء الصحيح وغيره.
(وقوله: إن كان فقيرا) أي وانقطع بسببه عن كسبه (قوله: فله) قال في التحفة بعده: كذا قيل، والوجه أن يقال فله أقل الأمرين أي السابقين انتهى.

*الفوائد الجنية الجزء الثانى ص : 396 - 397 (دار الفكر)*
ويجب على الولى التصرف بالمصلحة لقوله تعالى (ولا تقربوا مال اليتيم إلا بالتى هى أحسن) "الأنعام:152" وقوله تعالى (وإن تخالطوهم فإخوانكم والله يعلم المفسد من المصلح) "البقرة:220" فلا يجوز التصرف بما لا خير فيه ولا شر إذ لا مصلحة فيه كما صرح به الشيخ أبو محمد والماوردى ويجب على الولى حفظ ماله عن أسباب التلف واستنماؤه قدر ما تأكله المؤن من نفقة وغيرها ولو خاف الولى استيلاء ظالم على مال اليتيم فله بذل بعضه لتخليصه وجوبا ويستأنس له بخرق السيد الخضر السفينة.

*المغني لابن القدامة - (ج 12 / ص 319)*
فَصْلٌ : وَلِأَبٍ أَنْ يَأْخُذَ مِنْ مَالِ وَلَدِهِ مَا شَاءَ ، وَيَتَمَلَّكَهُ ، مَعَ حَاجَةِ الْأَبِ إلَى مَا يَأْخُذُهُ ، وَمَعَ عَدَمِهَا ، صَغِيرًا كَانَ الْوَلَدُ أَوْ كَبِيرًا ، بِشَرْطَيْنِ أَحَدُهُمَا أَنْ لَا يُجْحِفَ بِالِابْنِ ، وَلَا يَضُرَّ بِهِ ، وَلَا يَأْخُذَ شَيْئًا تَعَلَّقَتْ بِهِ حَاجَتُهُ .الثَّانِي أَنْ لَا يَأْخُذَ مِنْ مَالِ وَلَدِهِ فَيُعْطِيَهُ الْآخَرَ .نَصَّ عَلَيْهِ أَحْمَدُ ، فِي رِوَايَةِ إسْمَاعِيلَ بْنِ سَعِيدٍ ، وَذَلِكَ لِأَنَّهُ مَمْنُوعٌ مِنْ تَخْصِيصِ بَعْضِ وَلَدِهِ بِالْعَطِيَّةِ مِنْ مَالِ نَفْسِهِ ، فَلَأَنْ يُمْنَعَ مِنْ تَخْصِيصِهِ بِمَا أَخَذَ مِنْ مَالِ وَلَدِهِ الْآخَرِ أَوْلَى وَقَدْ رُوِيَ أَنَّ مَسْرُوقًا زَوَّجَ ابْنَتَهُ بِصَدَاقٍ عَشَرَةِ آلَافٍ ، فَأَخَذَهَا ، وَأَنْفَقَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ ، وَقَالَ لِلزَّوْجِ : جَهِّزْ امْرَأَتَك .
وَقَالَ أَبُو حَنِيفَةَ ، وَمَالِكٌ ، وَالشَّافِعِيُّ : لَيْسَ لَهُ أَنْ يَأْخُذَ مِنْ مَالِ وَلَدِهِ إلَّا بِقَدْرِ حَاجَتِهِ ؛ لِأَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ { : إنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ عَلَيْكُمْ حَرَامٌ ، كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا ، فِي شَهْرِكُمْ هَذَا } ، مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Komentar

Postingan populer dari blog ini

66. Sholat Taraweh Di sela2i Ngopi

  Deskripsi Masalah : Di suatu daerah mengadakan sholat traweh dengan cara mengakomodir yang 8 dan 20 rokaat, Dengan cara : setelah mendapat 8 rokaat  langsung witir. Dan Yang Ingin Melanjutkan 20 Rakaat pada waktu pelaksanaan ini Mereka Ada yang diam, duduk/ ngopi dan Lain- lain dan ada juga yang ikut witir kemudian melanjutkan tarowehnya. Pertanyaan: Bagaimana hukum taraweh yang disela-selai istirahat ngopi atau sholat witir ? Jawaban : Taroweh Yang diputus dengan sholat sunnah lain ataupun Pekerjaan Lain, dan Kemudian Dilanjutkan Lagi, Maka Hal Ini diperbolehkan Dalam artian Tetap Bisa Dilanjutkan Untuk Menyempurnakan Bilangan Taroweh Hingga 20 Rakaat. Namun Hal Ini menyalahi Yang Lebih Utama (Khilaful Afdlol). Catatan : 1. Ulama sepakat bahwa Masyru' (disyariatkan) sholat tarawih adalah 20 rokaat, sebagaimana ijma' dari shahabat dan Khulafaur Rasyidin. 2. Yang tidak meyakini atas bilangan tersebut termasuk mukholif (bertentangan) dengan ijma para shahabat. ...

62. Berbakti Kepada Mertua

Pertanyaan : 1. apakah kita juga diperintahkan untuk berbakti kepada mertua sebagaimana kita diperintahkan untuk berbakti pada kedua orang tua ? 2. Apakah ancaman uququl walidain juga mengarah pada menantu yang durhaka pada mertuanya? Jawaban : 1. Berbakti Kepada Keluarga Dan Sanak Saudara Merupakan Anjuran Dari agama, Namun dalam Urutan yang Perlu Didahulukan adalah Ibu Kandung, Ayah Kandung, anak, Kakek dan Nenek, saudara Kandung Dan Seluruh Mahram Kemudian Mertua. Jadi kita Juga dianjurkan Untuk berbakti Kepda Mertua Namun Tidak Setara Dengan Anjuran kita Berbakti Kepada Orang Tua. 2. Karena Berbakti Kepada Mertua adalah Sebagaimana Bermuasyarah Dengan Mahram yang lain, maka Durhaka Kepdanya Tidak sama Dengan durhaka Kepda Orang Tua. Ibarat : كتاب بر الوالدين وصلة الأرحام : ٣٧ . قال الإمام النووي رحمه الله: يستحب أن تقدم الأم في البر ثم الأب ثم الأولاد ثم الأجداد والجدات ثم الأخوة والأخوات ثم سائر المحارم من ذوي الأرحام كالأعمام والعمات والأخوال والخالات ويقدم الأقرب...

65. Waktu Mewuldu'i Jenazah

Deskripsi masalah. Diantara kesunahan2 memandikan mayit yaitu mewudhinya Pertanyaan: 1.  Mewudhui mayit dilakukan sebelum atau sesudah memandikan mayit?  2.  Bagaimana hukum mewudhui mayit Kalo semisal tempatnya mewudhui mayit adalah sebelum memandikan kemudian dilakukan setelah  memandikan? Jawaban : 1. Dalam Memandikan Jenazah Juga Disunnahkan Mewudlu'inya Sebagaimana Kesunnahan Wudlu' Dalam Mandinya Orang Yang Masih Hidup, Dan  Kesunnahan Wudlu' Ini Dilakukan Sebelum Memandikan Mayyit. حاشية الباجوري (ج 1 / ص 471) قوله: (ويغسل الميت) ويسن أن يتوضأ الميت قبله كالحي. ولا بد من كون غسله بفعلنا كما يؤخذ من كلام المصنف: ويغسل الميت، كاشفة السجا - (ج 1 / ص 260) (وأكمله أن يغسل) أي الغاسل (سوأتيه) أي دبر الميت وقبله بخرقة ملفوفة على يساره (وأن يزيل القذر) أي الوسخ (من أنفه وأن يوضئه) قبل الغسل كالحي ثلاثاً ثلاثاً بمضمضة واستنشاق ويميل رأسه فيهما لئلا يصل الماء باطنه التقريرات السديدة 1 / 121 الكيفية المسنونة للغسل - - -إلى ان قال - - الو...